Beberapa Pahlawan dari Kalimantan dan Perjuangannya terhadap Indonesia – Kalimantan, sebagai pulau terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang perjuangan melawan penjajahan. Wilayah ini tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga telah melahirkan banyak pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan dan keutuhan bonus new member Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para pejuang dari Kalimantan memberikan kontribusi besar dalam berbagai bentuk—baik perlawanan bersenjata, diplomasi, hingga perjuangan mempertahankan identitas dan hak-hak masyarakat adat. Berikut ini adalah beberapa tokoh pahlawan dari Kalimantan yang patut dikenang dan perjuangannya dalam sejarah Indonesia.
1. Pangeran Antasari (Kalimantan Selatan)
Pangeran Antasari adalah salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan. Ia lahir pada tahun 1797 dan merupakan keturunan langsung dari Sultan Banjar. Saat kolonial Belanda berusaha menguasai wilayah Kalimantan Selatan dan campur tangan dalam urusan internal Kesultanan Banjar, Antasari memimpin perlawanan rakyat. Perjuangannya dimulai secara terbuka pada tahun 1859 ketika Pangeran Antasari memimpin serangan terhadap tambang batu bara milik Belanda di Pengaron. Ia juga menyerang pos-pos militer Belanda dan berhasil mempersatukan sejumlah tokoh lokal, termasuk Tumenggung Surapati, Demang Leman, dan Haji Buyasin, dalam gerakan perlawanan. Meskipun akhirnya wafat karena penyakit cacar pada tahun 1862, semangat perjuangannya tetap menyala di antara rakyat Banjar slot deposit qris. Pada tahun 1968, Pangeran Antasari secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.
2. Sultan Syarif Muhammad Alkadrie (Kalimantan Barat)
Sultan Syarif Muhammad Alkadrie adalah Sultan Pontianak yang memimpin kerajaan pada masa-masa kritis awal abad ke-20. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada masa Perang Dunia II, Sultan Alkadrie dan keluarganya menjadi korban kekejaman militer Jepang dalam tragedi besar yang dikenal sebagai “Pembantaian Mandor” pada tahun 1944. Peristiwa ini menyebabkan puluhan ribu orang, termasuk bangsawan dan tokoh-tokoh penting Kalimantan Barat, dibunuh oleh Jepang karena dicurigai akan memberontak. Sultan Alkadrie adalah simbol perlawanan kultural dan politik terhadap penjajahan, baik Belanda maupun Jepang. Setelah kemerdekaan, peran keluarganya dalam mendukung pemerintahan Indonesia tetap kuat. Meskipun Sultan Alkadrie sendiri tidak sempat menyaksikan kemerdekaan secara penuh, pengorbanannya telah menjadi bagian penting dari sejarah Kalimantan Barat dan perjuangan nasional.
3. Hassan Basry (Kalimantan Selatan)
Kolonel (Purn.) Hassan Basry adalah salah satu tokoh militer pejuang kemerdekaan asal Kalimantan Selatan. Ia lahir di Kandangan pada tahun 1923. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Hassan Basry memimpin Divisi ALRI Kalimantan Selatan dan menjadi ujung tombak perlawanan terhadap Belanda pasca proklamasi 1945. Hassan Basry dikenal karena keberaniannya menolak perjanjian Linggarjati dan Renville yang dianggap merugikan Indonesia, khususnya Kalimantan yang tidak diakui sebagai bagian wilayah Republik dalam perjanjian tersebut. Ia memimpin pasukan gerilya di pedalaman Kalimantan dan mempertahankan wilayah dari upaya Belanda untuk merebut kembali kekuasaan. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Hassan Basry tetap aktif dalam militer dan pemerintahan. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2001.
4. Tjilik Riwut (Kalimantan Tengah)
Tjilik Riwut adalah pahlawan nasional dari Kalimantan Tengah. Ia lahir pada 2 Februari 1918 dan dikenal sebagai jurnalis, pejuang kemerdekaan, dan tokoh politik. Ia memiliki peran penting dalam memperkenalkan Kalimantan Tengah sebagai wilayah strategis dalam pertahanan nasional dan integrasi Indonesia. Tjilik Riwut adalah orang Dayak pertama yang menjadi Gubernur Kalimantan Tengah. Ia sangat berjasa dalam menyatukan berbagai suku di wilayah pedalaman dan pesisir. Sebagai pejuang, ia juga ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menjalankan misi rahasia ke Kalimantan saat masa Agresi Militer Belanda II. Misinya adalah membangun dukungan terhadap Republik Indonesia di kalangan masyarakat Dayak yang terpencil. Salah satu kontribusinya yang paling diingat adalah pengibaran bendera Merah Putih di Kalimantan Tengah pada masa penjajahan Belanda, yang merupakan simbol kuat dari perlawanan dan semangat kemerdekaan. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1998.
5. Aria Baruh (Kalimantan Timur)
Aria Baruh adalah seorang tokoh adat dan pejuang dari suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Meskipun namanya tidak seterkenal tokoh lain secara nasional, Aria Baruh adalah simbol perjuangan masyarakat adat dalam mempertahankan wilayah dan hak-haknya terhadap tekanan kolonial dan perusahaan asing yang mulai mengeksploitasi wilayah hutan Kalimantan. Perjuangan Aria Baruh lebih banyak dilakukan melalui jalur Slot Bonus 100 diplomasi lokal, perlindungan hukum adat, dan konsolidasi kekuatan budaya. Ia aktif memperjuangkan pendidikan bagi masyarakat pedalaman, serta menjaga warisan budaya Dayak dari asimilasi paksa.
6. Raden Soeroensaid (Kalimantan Selatan)
Raden Soeroensaid adalah tokoh yang cukup penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan. Ia dikenal sebagai pendiri organisasi “Persatuan Rakyat Indonesia Kalimantan” (PRIK) pada tahun 1946, yang memiliki tujuan memperjuangkan masuknya Kalimantan ke dalam wilayah Republik Indonesia pasca proklamasi.
Raden Soeroensaid aktif dalam menyebarkan semangat nasionalisme dan mendidik generasi muda Kalimantan tentang pentingnya kemerdekaan dan persatuan bangsa. Ia juga dikenal karena perannya dalam menjembatani komunikasi antara pemerintah pusat dan tokoh-tokoh lokal Kalimantan.
Perjuangan pahlawan-pahlawan dari Kalimantan tidak hanya dilakukan di medan perang, tetapi juga melalui pendidikan, diplomasi, dan penguatan identitas budaya. Para tokoh seperti Pangeran Antasari, Hassan Basry, Tjilik Riwut, dan Sultan Alkadrie menunjukkan bahwa Kalimantan memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah simbol keberanian, persatuan, dan keteguhan dalam menghadapi penjajahan dan ketidakadilan. Kisah perjuangan para pahlawan dari Kalimantan patut terus dikenang dan diajarkan kepada generasi muda sebagai inspirasi untuk mencintai tanah air dan menjaga keutuhan Indonesia yang beragam.